Sedangkan Dewi Perssik pun meminta doa agar pekerjaannya dengan Aldi Taher bisa berjalan dengan lancar dan mendatangkan rezeki yang baik. "Nih kakakmu (Dewi Perssik), yang cantik, yang baik hati Rezeki sudah diatur dan dijamin oleh Allah SWT, tapi sudah seharusnya kita bekerja keras untuk menjemput rezeki sambil berdoa pada Allah. Setiap orang memiliki takaran rezeki yang berbeda-beda, namun Allah telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk di muka bumi ini. Rezeki sudah diatur oleh Allah SWT dengan kadar yang berbeda, tapi kerja keras juga diperlukan untuk membuka pintu rezeki di barengi dengan amalan-amalannya. Sebagian orang mendapatkan rezeki melimpah dalam hidupnya, tapi tidak jarang pula rezeki tersebut akan kembali ke Allah SWT. Pada dasarnya, semua itu hanyalah titipan dari Allah dan kita diharuskan untuk mengusahakan rezeki dengan ikhtiar dan tawakal. Perbedaan Rezeki dan Harta Meski sudah sering mendengar istilah rezeki dan harta, tapi masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara rezeki dan harta. Kedua istilah tersebut mungkin terlihat sama, tapi jika kita telaah bersama, keduanya memiliki makna yang berbeda. Harta mengacu pada materi yang kita miliki, seperti uang, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya. Berbeda dengan rezeki yang artinya lebih luas, yakni apa saja yang bisa kita nikmati dan tidak selalu dalam bentuk materi. Seseorang yang memiliki harta melimpah, belum tentu bisa menggunakan dan menikmati harta tersebut. Harta sedikit maupun banyak tidak menjamin seseorang dapat menikmati, apalagi sifat dasar manusia yang terus merasa kurang dan tidak akan puas. Selain harta yang bisa digunakan dan dinikmati, bentuk lain dari rezeki adalah kebahagiaan, teman baik, tetangga ramah, pasangan setia, kesehatan, rumah tangga harmonis, dan lain sebagainya yang membuat hati merasa lebih nyaman dan mengingat Allah SWT selalu. Apakah Rezeki itu Sudah Diatur? Dalam artikel ini, pembahasan lebih mengarah pada rezeki jadi tidak hanya terbatas pada harta. Jodoh, maut, dan rezeki merupakan suatu ketetapan yang sudah diatur oleh Allah SWT, bahkan sebelum kita lahir di dunia ini. Setiap manusia memiliki takaran rezekinya masing-masing jadi tidak perlu iri dengan rezeki yang dimiliki orang lain. Allah SWT lah yang lebih tahu tentang apa yang kita butuhkan di dunia ini sehingga rezeki yang sudah ditetapkan merupakan yang terbaik untuk hamba-Nya. Meski rezeki sudah diatur sejak kita masih di dalam kandungan, bukan berarti kita boleh bermalas-malasan, karena rezeki tidak bisa datang sendiri atau secara tiba-tiba. Perlu adanya usaha yang harus dilakukan untuk menjemput rezeki dari Allah SWT. Allah SWT akan melihat bagaimana usaha hamba-Nya dalam menjemput rezeki, apakah dengan sungguh-sungguh atau bermalas-malasan. Bisa saja Allah akan memberikan kemudahan bagi mereka yang bekerja dengan sungguh-sungguh meski rezeki telah diatur. Selain itu rezeki tidak akan tertukar dengan orang lain karena rezeki yang kita terima adalah yang Allah berikan. Sebagai manusia, tidak boleh merasa putus asa ketika mengalami kesulitan karena Allah SWT selalu memberikan jalan bagi hamba-Nya yang mau berusaha dan berpasrah pada-Nya. Sebagai penguasa bumi dan langit, Allah SWT akan menjamin rezeki bagi semua manusia yang ada di dunia ini. Meski begitu, harus menyadari bahwa rezeki tidak bisa datang sendiri jadi sudah seharusnya kita berusaha mencari dan menjemput rezeki tersebut. Dalam Asmaul Husna, Allah mempunyai sifat Ar-Razzaq Allah Maha Pemberi Rezeki. Rezeki sedikit maupun besar rasanya tidak akan cukup jika tidak mendasarinya dengan rasa syukur. Rezeki kecil dan penuh keterbatasan masih bisa mendatangkan kebahagiaan dan kenyamanan jika kita selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Sebagian orang mungkin mengalami kesulitan dalam mencari rezeki berupa harta benda, tapi tidak perlu khawatir karena Allah telah memberikan jaminan kepada semua manusia bahwa mereka akan mendapatkan rezeki jika mau berusaha. Rezeki bisa datang dari mana saja dan kapan saja jadi jangan berputus asa ketika menjumpai kesulitan dalam mencari rezeki. Bisa saja saat mengalami kesulitan, tiba-tiba tetangga memberikan rezeki yang tidak disangka, misalnya makanan, pekerjaan, sedekah dan lainnya. Allah SWT Maha Penguasa Bumi dan Langit jadi setiap manusia sudah mendapatkan jaminan rezeki dengan kadar yang berbeda-beda. Tinggal bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk menjemput rezeki sudah diatur dan ditetapkan oleh Allah SWT. Ayat tentang Rezeki yang Sudah Diatur Dalam Islam, sudah seharusnya kita menjalani kehidupan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist sehingga lebih sesuai dengan ajaran agama. Jika belum memahami datangnya rezeki pada setiap orang yang sudah diatur oleh Allah SWT, maka ayat ini akan menjelaskan. Bukan hanya satu atau dua ayat, banyak pembahasan tentang rezeki sudah ditetapkan yang ada di Al-Qur’an dan Hadist yang bisa dijadikan pedoman. Surah At-Talaq 3 Artinya “Dan Dia memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluanNya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu” Surah Al-Isra’ 31 Artinya “Dan janganlah kamu membunuh anak – anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka ialah perbuatan dosa besar” Surah Hud 6 Artinya “Dan tidak satu makhluk bergerak di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauful Mahfuz”. Tirmidzi no. 2155 “Sesungguhnya awal Allah ciptakan setelah arsy, air dan dangin adalah qalam pena, kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” Baihaqi 10185 “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya. Karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat, dan bertawakalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang haram dan tinggalkan yang haram.” Dengan penjelasan ayat di atas, pasti sudah memahami bahwa rezeki telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Jadi, tidak perlu risau dan khawatir namun jangan lupa untuk bekerja keras dan terus berdoa agar pintu rezeki terbuka. Rezeki Sudah Diatur untuk Pekerja Keras Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rezeki, jodoh, dan maut merupakan ketetapan Allah SWT yang sudah diatur semenjak manusia lahir di dunia. Sebagian orang mungkin salah paham dengan maksud rezeki sudah diatur atau sudah ditentukan. Setiap manusia mungkin sudah memiliki kadar rezekinya masing-masing, tapi bukan berarti kita hanya menengadah tangan dan menunggu rezeki itu datang. Pada dasarnya, rezeki tidak bisa datang dengan sendirinya, melainkan rezeki akan datang pada mereka yang bekerja. Sebelumnya, kadar rezeki seseorang mungkin terbatas pada mencukupi kebutuhan pokok tapi jika ia mau berusaha dan bekerja keras, Allah SWT akan memberikan kemudahan di setiap langkahnya mencari rezeki sehingga bisa berlipat lagi. Orang yang bermalas-malasan, rezeki akan kesulitan untuk mendatanginya sehingga dibutuhkan usaha dan berdoa. Sebagian besar orang sukses dengan rezeki melimpah, mereka rela bekerja keras pagi, siang dan malam sehingga rezeki yang datang lebih besar. Iringi usaha dan bekerja keras ini dengan bertawakal kepada Allah SWT karena ini merupakan amalan untuk membukakan pintu rezeki. Bekerja juga harus didasari dengan ibadah agar rezeki yang didapatkan lebih berkah sehingga mendatangkan manfaat. Sedekah Melancarkan Rezeki Bukan hanya bekerja keras dan berdoa, masih ada amalan lain yang bisa dilakukan untuk membukakan pintu rezeki agar semakin lebar. Salah satunya adalah sedekah atau berbagi rezeki kepada mereka yang membutuhkan sehingga rezeki akan lebih berkah. Rezeki yang kita dapatkan dalam hidup, bukan sepenuhnya milik kita tapi ada juga bagian dari orang lain yang harus diberikan. Meskipun prinsip sedekah adalah memberikan sebagian harta pada orang lain, tapi percayalah bahwa rezeki kita tidak akan pernah habis. Allah SWT telah memberikan jaminan kepada siapa saja yang bersedekah, bahwa rezeki akan terus mengalir, bahkan berkali-kali lipat dari apa yang diberikan. Memberikan sedekah tidak perlu melimpah, tapi ikhlas dan istiqomah dalam bersedekah menjadi hal yang penting. Seberapa pun rezeki yang kita sedekahkan tidak menjadi masalah jika kita melakukannya dengan ikhlas dan berusaha istiqomah di kemudian hari. Meski begitu, sudah seharusnya kita memberikan sedekah dengan jumlah yang pantas dan sesuai kemampuan. Bagi yang ingin bersedekah dengan tepat sasaran, percayakan saja pada Yayasan Yatim Mandiri. Kami siap membantu untuk menyalurkan sedekah pada orang yang membutuhkan. Tidak perlu khawatir rezeki akan berkurang karena rezeki sudah diatur Allah. Rezekidi Tangan Allah - Ustadz Khalid Basalamah ( Satu Jalan Lurus )Silahkan Share Ke Siapa Saja Agar Merata KebaikanLike, Comment dan Subscribe.. Pahami da Rezeki memang selalu menjadi misteri. Meski demikian, Allah subhanahu wa ta’ala memberi penjelasan atas berbagai misteri rezeki itu. Penjelasan yang akan membuat kita tak merasa khawatir tidak mendapatkannya. Rezeki secara bahasa berasal dari akar kata razaqa yang artinya a’thâ memberi dan ar-rizqu artinya al-atha’ pemberian. Bentuk rezeki pun juga bermacam-macam, bukan hanya harta tetapi kesehatan, ilmu, umur yang manfaat dan anak sholeh pun juga termasuk harta. Riwayat dari Abdullah bin Sikhir radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Manusia selalu mengatakan, “Hartaku… hartaku…” Padahal hakikat dari hartamu –wahai manusia– hanyalah apa yang kamu makan sampai habis, apa yang kamu gunakan sampai rusak, dan apa yang kamu sedekahkan, sehingga tersisa di hari kiamat”. HR. Ahmad nomor 16305, Muslim nomor 7609. Baca Juga Indeks Baca Tulis Al Quran di Wilayah Islam, Ternyata Masih Rendah Menurut hadits di atas, rezeki itu adalah apa yang dimakan, digunakan, disedekahkan, dan yang masih berada dalam tangan kita belum tentu rezeki bagi kita. Karena itu sebanyak apapun hartanya di tabungan, sekaya apapun seseorang di dunia ini, dia tidak akan mampu melampaui jatah rezekinya. Allah telah menjamin rezeki semua makhluk, baik makhluk yang ada di darat maupun di lautan. Hal ini sesuai dengan firman Allah. وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ “Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya”. QS. Hud 6 Sebagai seorang hamba Allah, kita harus yakin bahwa rezeki akan mendatangi kita, bahkan lebih cepat daripada ajal mendatangi seseorang, dengan kata lain selama orang itu masih hidup maka rezekinya juga akan terus mengalir. Hak ini pernah disampaikan oleh Rasulullah. “Sesungguhnya rezeki akan mencari seorang hamba sebagaimana ajal yang akan mencarinya”. Ibn Hibban Dalam riwayat lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.” HR. Baihaqi dalam Sunan al-Kubro nomor 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak nomor 2070 dan disepakati Adz-Dzahabi. Baca Juga Berbagai Perumpamaan Muslim Berdasar Kedekatannya dengan Al Qur’an Cara Menjemput Rezeki Dari penjelasan hakikat rezeki di atas, maka sudah seharusnya kita tetap berikhtiar dan tidak berpangku tangan. Berikut cara menjemput rezeki Berusaha semaksimal mungkin. Allah telah memberikan banyak nikmat kepada kita, salah satunya akal. Pergunakanlah akal kalian untuk mengenali diri, potensi dan bakat. Sehingga dari pengenalan diri itu dapat memunculkan ide-ide menarik, inovasi baru, dan berakhir pada terbukanya jalan rezeki kita. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surah an-Najm ayat ke-39. وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memeroleh selain apa yang telah diusahakannya.” Takwa, mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا “…. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” QS. Ath-Thalaq2-3 Baca Juga Remaja Non-Muslim Penyandang Disabilitas Ini Bisa Hafal Surat Al Qur’an Jika kita selalu memegang teguh apa yang diperintahkan Allah, maka Allah juga akan memberikan kita rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Hal ini merupakan tanda kecintaan Allah kepada hambanya yang senantiasa meningkatkan iman dan takwa. Bersyukur Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Sedangkan bentuk bersyukur ada beberapa macam, contohnya dengan menginfakkan rezeki kita, menolong orang lain dan menjalin silaturrahim. Hal ini sesuai dengan ajaran rasulullah saw yaitu, dari Abu Hurairah, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “ Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya “. QS. Saba’ 39 Dari Abu Hurairah, Nabi memberitahukan kepadanya “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, Wahai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak memberi rezeki kepadamu”. HR Muslim “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya dipanjangkan umurnya maka hendaknyalah ia menyambung tali silaturrahim”. HR. Al-Bukhari Berdoa dan beristighfar Dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda “Barangsiapa memperbanyak istighfar mohon ampun kepada Allah, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki yang halal dari arah yang tiada disangka-sangka”. Baca Juga Mencegah Santet, Guna-guna, dan Sihir Dengan Bacaan Al Quran Berikut doa-doa yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا Artinya “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat bagi diriku dan orang lain, rizki yang halal dan amal yang diterima di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik.” HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6 305, 322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih. اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ Artinya“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” HR. Tirmidzi no. 3563. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي Artinya “Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.” Waallahu a’lam bi showab. rin Walhaltuhan yg bagi rezeki bukannya pemimpin umno. Kalu parti lain memerintah pun sure mereka bertanggungjawap sediakan kemudahan untuk students. Takpe la I doakan u all berubah and ingatlah Allah..Jangan tinggal solat dan segala kewajipan lain ok. ddee2005: u kalau nak ingatkan orang, ingatkan diri sendiri dulu ddee2005: jangan banyak cakap

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID g2FZqGIzZXTLq4eQWbpVRXnIBuqYM-sx3f8DoJhiMyhUuv72WkLczg==

Akubersyukur untuk semuanya. Kita hidup dengan rezeki dari Allah. Jangan suka mengeluh dan always positive no matter what. Allah ciptakan kita penuh degan cinta dan kasih sayang. Keep fighting!! Apa saja yang jadi dalam hidup kita di dunia sementara ni, tiada lain yang kita harapkan, redha Allah semata mata.

Rezeki adalah sesuatu pemberian dari Allah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam kehidupan sehari-hari setiap makhluk hidup telah memiliki rezekinya masing-masing. Tinggal makhluk tersebut mau mengambil atau yang diberikan oleh Allah bukan berupa materi saja tetapi juga non materi seperti, kesehatan, ilmu pengetahuan, pekerjaan, dan rezeki tidak datang tiba-tiba, harus dijemput dan berusaha. Berikut enam sumber rezeki yang diberikan Allah menurut Al-Qur'an untuk Jika sering bersedekahilustrasi sedekah adalah suatu amalan yang akan dibalas oleh Allah SWT. Balasannya berupa rezeki yang berlimpah. Dengan bersedekah juga, Allah akan memudahkan rejeki setiap hamba-hamba-Nya. Seperti yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah 245 yang artinya “Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” Jadi jangan ragu untuk bersedekah, ya!2. Selalu bersyukurilustrasi bersyukur mendapatkan rezeki dari Allah, jangan lupa untuk bersyukur. Allah akan menambah nikmat pada hambanya yang pandai QS. Ibrahim 7, menyebutkan “Dan ingatlah juga, takkala tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Baca Juga 5 Bukti Nyata bahwa Rezeki Gak Selalu Berbentuk Uang, Apa Saja? 3. Rezeki dari bekerja atau berusahailustrasi bekerja PiacquadioRezeki tidak datang sendirinya, harus dijemput dengan cara bekerja atau usaha. Demikian juga jika kamu bermalas-malasan rezeki akan menjauh. Sebagaimana firman Allah yang artinya “bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” QS. An-Najm 39-41 4. Rezeki tak terdugailustrasi mendapat rezeki tak diduga kamu mendapatkan hadiah? Jika pernah, berarti mendapatkan rezeki yang tidak terduga. Hal ini terdapat dalam QS. At-Thalaq 3 “Dan Dia memberikannya rezeki dari arah yang tidak diduga-duganya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Alllah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” 5. Rezeki dari menikahilustrasi menikah adalah menyatunya perempuan dan laki-laki, demikian juga dengan jalan rezeki keduanya. Dua orang yang menikah untuk menjalankan ibadah karena Allah Ta'aala, maka akan diberi rezeki. Sebagaimana terdapat dalam QS. An-Nur 32, artinya “Dan kawinkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan orang-orang yang layak berkawin dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” 6. Rezeki dari anak, cucu, dan keluargailustrasi rezeki karena anak menikah dan mempunyai anak, Allah akan menjamin rezeki dari anak-anak dan keluargamu. Pernyataan ini terdapat dalam QS. Al-Isra 31, artinya “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” Saat kehidupan sedang dilanda kesulitan, yakin jika Allah akan memberikan rezeki seperti yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Tetapi untuk mendapatkannya Kamu harus bekerja, berusaha, dan berdoa, ya. Baca Juga 5 Keutamaan Salat Tahajud, Hati Tenang Hingga Terkabulnya Doa-doa IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Ditengah putus asa,terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe.
Sebagian dari kita mungkin pernah ditegur oleh orang tua, “Jangan duduk depan pintu!” Atau, “Jangan tidur abis subuh!” Biasanya, kita spontan bertanya, “Kenapa?” Mereka cukup menjawab, “Pamali.” Istilah “pamali” biasanya dipakai orang tua dahulu, terutama di daerah Sunda, untuk menegur seseorang yang melakukan pantangan. Setelah ditelusui, ternyata beberapa hal yang dilarang dan disebut “pamali” tersebut sebagian dilarang oleh para ulama, malahan ada juga yang memiliki landasan dalil dari Rasulullah saw. Salah satunya disebutkan oleh az-Zarnuji dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim. Lihat az-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’allim, halaman 43-44. Bahkan, secara lengkap, Syekh az-Zarnuji menyebutkan rahasia mengapa seseorang dilarang duduk depan pintu atau tidur setelah subuh. Di antaranya adalah karena menjadi sebab kefakiran dan penghalang rezeki. Selain dua larangan itu, az-Zarnuji juga memaparkan sebab-sebab lainnya. Sedikitnya ada 35 sebab yang mewarisi kefikiran dan terhalangnya rezeki seseorang, yaitu 1. Akibat perbuatan dosa, terutama dosa berbohong; 2. Terlalu banyak tidur, terutama setelah subuh; 3. Tidur sambil telanjang; 4. Buang air kecil dalam keadaan telanjang; 5. Makan dalam keadaan junub; 6. Makan sambil berbaring; 7. Mengabaikan makanan yang terjatuh di meja makan; 8. Membakar kulit bawang putih atau bawang merah; 9. Menyapu rumah dengan kain; 10. Menyapu rumah di malam hari; 11. Menyapu sampah tidak langsung dibuang; 12. Berjalan mendahului orang yang lebih tua tanpa permisi; 13. Memanggil orang tua dengan namanya; 14. Menyela-nyela gigi dengan kayu kasar; 15. Membasuh tangan dengan tanah atau debu; 16. Duduk di tangga; 17. Bersandar pada salah satu tiang pintu; 18. Berwudhu di tempat peristirahatan; 19. Menjahit baju yang sedang dipakai; 20. Mengeringkan wajah dengan baju; 21. Membiarkan sarang laba-laba di rumah; 22. Melalaikan shalat; 21. Tergesa-gesa keluar masjid setelah shalat subuh; 24. Terlalu pagi berangkat ke pasar dan tidak buru-buru pulang darinya; 25. Membeli bubuk roti atau makanan dari orang fakir; 26. Mendoakan buruk kepada anak; 27. Membiarkan wadah makanan tidak ditutup; 28. Mematikan lilin atau lampu dengan tiupan nafas; 29. Menulis dengan alat tulis yang sudah rusak; 30. Menyisir dengan sisir yang rusak; 31. Tidak mendoakan kebaikan untuk kedua orang tua; 32. Mengenakan serban sambil duduk; 33. Mengenakan celana sambil berdiri; 34. Bersikap kikir; 35. Cepat bosan, berlebihan, bemalas-malasan, dan bersikap lelet dalam mengerjakan sesuatu. Itulah beberapa hal yang mewarisi kefakiran dan sulitnya rezeki. Meski demikian, semua yang disampaikan di atas adalah ikhtiar. Yang menentukan segalanya adalah Allah. Maka maksimalkanlah ikhtiar, baik ikhtiar doa maupun ikhtiar kerja. Semoga saja berkat menjalankan sebab-sebab ini, Allah memudahkan dan melancarkan rezeki kita semua. Wallahu alam. Ustadz Tatam Wijaya, alumnus Pondok Pesantren Raudhatul Hafizhiyyah Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin” Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Katakanlah(wahai Muhammad, akan firmanKu ini, kepada orang-orang yang berakal sempurna itu): Wahai hamba-hambaKu yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhan kamu. (Ingatlah) orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan beroleh kebaikan (yang sebenar di akhirat) dan (ingatlah) bumi Allah ini luas (untuk berhijrah sekiranya kamu ditindas). DALAM kehidupan seseorang manusia pasti akan terselit kebimbangan tertentu dan antara kerisauan sering menghantui hidup kita tentulah berkaitan soal rezeki. Ia kompenan penting dalam kehidupan manusia malah banyak ayat yang menceritakan mengenai rezeki namun ia bukanlah sekadar tentang wang atau harta sebaliknya turut meliputi kesihatan, cahaya mata, ibu bapa, rakan-rakan yang baik, isteri solehah dan mendapat suami soleh juga boleh dianggap sebagai rezeki. Perkara paling penting yang perlu kita ketahui adalah Allah Maha Pemberi Rezeki. Allah menciptakan semua makhluk dan disisiNya yang memberikan rezeki. Firman Allah di dalam surah Adh-Dhariyat ayat 58 Sesungguhnya Allah, dialah yang memberi rezeki kepada sekalian makhluk-Nya dan dialah sahaja yang mempunyai kekuasaan yang tidak terhingga, lagi yang maha kuat kukuh kekuasaan-Nya. ARTIKEL BERKAITAN Suami... bantulah, pujilah isteri di waktu PKP ini... Itulah dilakukan Rasulullah Sejak terjadinya bencana Covid-19, ramai dalam kalangan kita yang mengeluh mengenai rezeki mereka. Ada di antara mereka mengeluh mengenai sumber pendapatan, ada pula mengeluh kerana perkahwinan ditangguhkan dan bermacam lagi yang difikir dan dikeluh-kesahkan. Teringat saya satu kisah benar mengenai bagaimana dibuktikan rezeki itu di tangan Allah. Seorang wanita yang menjual periuk di pasar pagi menunggu barang jualannya dibeli. Wang bukanlah satu-satunya rezeki yang dikurniakan Allah. Seawal 7 pagi hingga 11 pagi tiada seorang pun yang membeli, maka kecewalah wanita itu kerana tidak mendapat rezekinya pada pagi itu. Bagaimanapun ketika wanita itu bersiap-siap untuk pulang, ada orang datang membeli dan wanita itu mendapat keuntungan sebanyak RM600. Maka ketahuilah wanita itu bahawa benarlah rezeki itu adalah milik Allah dan kita hanya perlu berusaha dengan bersungguh-sungguh. Setiap perancangan yang kita lakukan perlulah disertakan dengan doa. Ini kerana setiap perancangan yang kita rencanakan tidak akan kita ketahui baik atau buruknya. Firman Allah di dalam Surah Al-Baqarah ayat 216 Boleh jadi kamu benci kepada sesuatu pada hal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan ingatlah, Allah jualah yang mengetahui semuanya itu, sedang kamu tidak mengetahuinya. Imam Maraghi di dalam tafsirnya menyatakan Sesuatu perkara yang mungkin tidak disukai oleh kita berkemungkinan disukai Allah dan begitu juga sebaliknya. Mungkin terdapat hikmah dan pengajaran yang dapat mengajar erti kesabaran dan ketaatan kita di dunia. Dan sesungguhnya pengetahuan Allah itu sangat luas sedangkan pengetahuan manusia itu terbatas. Kadang-kala kita telah memahami akan konsep rezeki ini bahawa semuanya atas ketentuan Allah hanya kita yang perlu berusaha. Akan tetapi yang membuatkan kita marah dan kesal ialah apabila orang sekeliling yang selalu bertanya kepada kita 'Bila nak kahwin? Bila nak dapat anak? Bila nak kerja? Bila nak jadi kaya?' Semua soalan ini kadang-kadang menjadikan kita agak rimas dan tertekan. Kreatif... Seorang peniaga membuat konsep drive-thru bagi menjual produknya dan ini adalah salah satu usaha dalam tempoh sukar ketika ini bagi mencari rezeki. Kerana itulah ramai dalam kalangan manusia yang apabila mereka tertekan dengan rezeki, mereka mula hilang pertimbangan sehingga melakukan perkara-perkara dilarang oleh Allah. Hakikatnya perihal rezeki boleh mengubah manusia dalam banyak perkara, perbuatan, percakapan, malah ia boleh mengubah akidah mereka. Hatta jika kita melihat pada akhir zaman ketika mana Dajal mendatangi manusia, ketika itu Dajal mengumpan manusia dengan perihal rezeki untuk menyesatkan manusia yang tidak percaya bahawasanya hal rezeki itu adalah urusan Allah. Rasulullah pernah menceritakan tentang Dajal, antaranya Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian hujan turun di tempat mereka dan tanam-tanaman mereka pun menjadi. - [HR Muslim 5288]. Dan ini merupakan malapetaka besar yang menghantui jiwa-jiwa manusia yang takut akan perihal rezekinya. Di sini saya akan memberikan kunci atau tip bagi mendapatkan rezeki Semoga rezeki kita yang tertangguh itu akan sentiasa dipermudahkan oleh Allah dan seharusnya kita meyakini bahawa rezeki Allah itu tak pernah salah alamat cuma persoalannya cepat atau lambat sahaja. DR. NUR MOHAMMAD HADI ZAHALAN PENCERAMAH BEBAS 1. Rezeki datang dengan kita berusaha. 2. Rezeki akan ditambah dengan kita selalu mensyukurinya. Jadi, bersyukurlah. 3. Rezeki akan sentiasa melimpah ruah apabila kita sentiasa menjadi hamba Allah yang bertaqwa dengan mematuhi segala perintahNya. 4. Rezeki akan hadir disebabkan sentiasa beristighfar. 5. Rezeki boleh datang melalui perkahwinan oleh itu jangan takut untuk berkahwin. 6. Rezeki buat isteri dan anak akan disalurkan melalui suami. 7. Rezeki akan mencurah-curah jika kita sentiasa melazimi sedekah kepada fakir miskin. 8. Sentiasa menjaga Solat Dhuha. 9. Sentiasa membasahi lidah dengan berselawat ke atas junjungan besar Baginda Rasulullah. 10. Mengamalkan bacaan Surah Al-Waaqi'ah di malam hari. Semoga wabak Covid-19 segera terhapus agar kita dapat menjalani kehidupan seperti biasa. Baginda Rasulullah mengajarkan kepada kita supaya berdoa Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima. - [HR Ibn Majah 925] Semoga rezeki kita yang tertangguh itu akan sentiasa dipermudahkan oleh Allah dan seharusnya kita meyakini bahawa rezeki Allah itu tak pernah salah alamat cuma persoalannya cepat atau lambat sahaja. Imam Hasan Al-Basri berkata Aku tahu rezekiku tidak mungkin tertukar dengan rezeki orang lain, kerana itu hatiku tenang. Aku tahu amal-amalku tidak boleh digantikan oleh orang lain, maka ku sibukkan diriku bekerja dan beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku, kerana itu aku malu apabila Allah mendapatiku melakukan maksiat. Aku tahu kematian menantiku, maka ku persiapkan bekalan untuk berjumpa dengan Tuhanku. Semoga perkongsian ini dapat membuatkan hati kita tidak bimbang akan rezeki yang bakal diperoleh terutama ketika Allah menurunkan ujian Covid-19 ini. ***Dr. Nur Mohammad Hadi Zahalan Hadi Almaghribi ialah penceramah bebas dan personaliti TV Al-Hijrah dan boleh diikuti di laman Instagram dan Facebook. Seringkalikita masih takut akan kecukupan rezeki kita. Kita dihadapkan pada sekian banyak kebutuhan yang mungkin jika dipikirkan, akan membuat kita merasa khawatir. Adakah rezeki untuk membuat rumah, menyediakan fasilitas di dalamnya, biaya sekolah anak-anak, biaya makan sehari-hari, mencukupi kebutuhan sandang dan lain sebagainya.
Home Muslimah Minggu, 30 Mei 2021 - 1352 WIBloading... Sikap kita terhadap rezeki adalah terus ikhtiar dan tawakkal dan jangan sekali-kali mengkhawatirkan secara berlebihan, karena itu semua sudah ada yang mengaturnya. Foto ilustrasi/ist A A A Sesungguhnya rezeki manusia sudah dijamin Allah Ta'ala, dan sudah diatur-Nya dengan sangat baik. Karenanya sebagai mukmin kita tidak perlu gelisah dengan rezeki ini. Bahkan Nabi mengibaratkannya seperti kematian , yang itu pasti akan datang kepada kita. Maknanya apa? Rezeki itu pasti akan shalallahu alaihi wa sallam bersabda لو أن ابن آدم هرب من رزقه ‌‏كما يهرب من الموت ‏لأدركه رزقه كما يدركه الموت“Jika seandainya Anak adam lari dari rizqinya sebagaimana dia lari dari kematian. pasti dia akan menjumpai rizqinya tersebut sebagaimana kematian akan menjemputnya..” [As-Silsilah ash-Shahihah 952] Baca Juga Maka anggapan yang salah jika seorang hamba sangat khawatir akan rezekinya. Salah satu contoh yang terjadi saat ini, apabila seorang pemuda yang ingin menikah, banyak orang tua sangat sulit mengizinkan karena khawatir bagaimana tentang rezekinya nanti. Kekhawatiran yang seharusnya tidak perlu terjadi. Kewajiban kita hanyalah ikhtiar dan tawakkal , selebihnya semua sudah ada ketetapannya, maka bersyukur akan menambah nikmat kita. Allah Ta'ala berfirman "Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya." QS. Ath Tholaq 3Dari Umar bin Al Khaththab radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.." HR. Ahmad Baca Juga Maka sikap kita terhadap rezeki adalah terus ikhtiar dan tawakal dan jangan sekali-kali mengkhawatirkan secara berlebihan, karena itu semua sudah ada yang Sumber Rezeki ManusiaAllah yang Maha Pemelihara, selain menciptakan seluruh alam semesta juga memelihara ciptaan-Nya. Allah menciptakan manusia, maka Dia juga mencukupi segala kebutuhannya termasuk semua rezekinya, dari lahir sampai mati Allah sudah tetapkan rezeki manusia. Namun bukan berarti segala rezeki tersebut akan diterima dengan instan melainkan manusia perlu mencarinya dan Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang menempatkan rezeki di beberapa tempat. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sumber rezeki manusia yang sudah disediakan oleh Allah Ta'ala Baca Juga karena usahaAllah berfirman bahwa manusia akan mendapatkan sesuatu bila melakukan لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى rezeki rezeki manusia 7 sumber rezeki manusia amalan rezeki Artikel Terkini More 23 menit yang lalu 51 menit yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu
Pembacayang dirahmati Allah, jangan lewatkan pula pembahasan kami di rubrik-rubrik lainnya yang tak kalah menariknya. (tidak takut). Di antaranya adalah al-Khazin, Abu Ubaidah dan al-Farra
Rezeki adalah hak setiap hamba dan mahluk ciptaanNya yang telah Allah SWT berikan semenjak awal penciptaan manusia hingga maut menjemput. Walau masih misteri namun Allah SWT juga satu-satunya pemberi rezeki yang tidak akan pernah mengingkari janji bagi hamba-hambanya yang selalu berdoa, berusaha dan yakin terhadap keputusanNya. Telah tercantumkan dalam kitab suci Al Quran tentang ada 8 pintu rezeki dari Allah SWT bagi hamba-hambaNya yang harus diyakini dan diketahui agar hidup tidak terasa sempit. Karena terkadang manusia tidak bisa membaca dan memahami bentuk dan pintu rezeki dari Allah SWT yang membuat mereka berputus asa bahkan melakukan perbuatan-perbuatan yang dibenciNya. Sebagai bahan renungan dan penguat iman agar tidak merasa takut dalam menata kehidupan, inilah 8 pintu rezeki dari Allah SWT yang tercantum dalam Al Quran yang dikutip dari berbagai sumber 1. Pintu rezeki yang telah dijamin Allah SWT telah menjamin rezeki setiap orang bahkan telah tertulis sejak awal penciptaannya hingga akhir hayatnya, tidak ada satupun yang lolos dari pengaturanNya. وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ هود ٦ Artinya Dan tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di bumi melainkan Allah jualah yang menanggung rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat ia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab Lauh mahfuz yang nyata QS 11,6. 2. Pintu rezeki yang tidak terduga Adapula pintu rezeki yang datang dan diberikan oleh Allah SWT tanpa manusia sadari dan duga sebelumnya bagi hamba yang bertawakal sebagai tanda kekuasaanNya . وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا الطلاق ٣. Artinya dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu QS 65, 3. 3. Pintu rezeki karena anak "Anak pembawa rezeki", mungkin kata-kata ini sudah sering terdengar dari orang-orang tua dulu namun keyakinan terhadap kata-kata itu semakin sulit dipahami orang di jaman sekarang. Banyak orang yang tidak mempercayainya karena menganggap anak sebagai beban bagi kehidupannya padahal setiap anak yang terlahir kedunia telah membawa rezekinya masing-masing. وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا الاسراء ٣١ Artinya dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar QS 17, 31. 4. Pintu rezeki karena istigfar Salah satu pintu rezeki dari Allah SWT diberikan kepada hambaNya yang senantiasa membersihkan diri dan hati dari segala dosa penghalang rezeki dengan memperbanyak istigfar. فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا نوح ١٠ Artinya Maka aku katakan kepada mereka 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" QS 71, 10. يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ نوح ١١ Artinya Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu QS 71, 11. 5. Pintu rezeki karena menikah Menikah merupakan salah satu pintu rezeki dari Allah SWT yang dipastikan dan tidak perlu diragukan bagi lelaki dan perempuan yang ingin mengesahkan hubungan ke jenjang yang diridhoiNya. Walau terlihat mustahil, namun tidak dapat juga dipungkiri bukti kebenarannya karena Allah SWT tidak pernah mengingkari janji-janjiNya. وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ النور ٣٢ Artinya Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. QS 24, 32. 6. Pintu rezeki karena bersyukur Allah SWT telah menjanjikan kelipatan dan kelimpahan rezeki kepada hambaNya yang selalu bersyukur atas segala karunia serta nikmat tiada batas juga tidak terhitung dengan akal manusia. وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ إبراهيم ٧. Artinya Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat.” QS 14,7. 7. Pintu rezeki karena sedekah Cara untuk membuka pintu rezeki dari Allah SWT dan telah dicontohkan oleh para Nabiyallah dan orang-orang bertaqwa adalah sedekah, karena amal satu ini tidak hanya memberikan manfaat bagi si pemberi tapi juga bagi si penerimanya. Sedekah juga mencegah musibah karena mendatangkan cinta Allah SWT juga para penduduk langit ikut mendoakan bagi orang yang mau meringankan beban saudaranya dan penduduk dunia pada umumnya. مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ البقرة ٢٤٥. Artinya Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan rezeki dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. QS 2, 245 8. Pintu rezeki karena usaha Bekerja dan usaha adalah salah satu cara yang dilakukan seorang hamba untuk mengetuk pintu rezeki dari Allah SWT demi kelanjutan hidup dan masa depan juga impian-impian. Manusia dianjurkan untuk selalu berusaha dengan segala kemampuan yang ia miliki hingga memberikan kebaikan dan manfaat bagi dirinya dan orang disekitarnya. وَاَنۡ لَّيۡسَ لِلۡاِنۡسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ النجم ٣٩ Artinya "dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya," QS 53, 39 وَاَنَّ سَعۡيَهٗ سَوۡفَ يُرٰى النجم ٤٠ Artinya "dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya," QS 53, 40 ثُمَّ يُجۡزٰٮهُ الۡجَزَآءَ الۡاَوۡفٰىۙ النجم ٤١ Artinya "kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna," QS 53, 41 وَاَنَّ اِلٰى رَبِّكَ الۡمُنۡتَهٰىۙ النجم ٤٢. Artinya "dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya segala sesuatu," KQS 53, 42 Sekedar penjabaran singkat dari 8 pintu rezeki dari Allah SWT yang tercantum dalam Al Quran sebagai janji pasti dari zat yang Maha Kaya dan tidak pernah meningkari janji-janjiNya.***
RufaidahAl-Asalmiya (570 - 632 M), perawat muslim pertama di dunia. Kita mungkin pernah mendengar nama para ilmuwan muslim dibidang kesehatan pada era kegemilangan sistem kekhilafan Islam Golden Age Periode, sebut saja Abu Muhammad bin zakaria Ar-Razi (864-930) ilmuwan islam dalam bidang kedokteran, Ibnu Al Haitsami atau Al-Hazen (965 M Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa rezeki memang sudah diatur oleh Allah swt sejak masih dalam kandungan. Lalu, mengapa manusia masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya setiap hari? Sekelumit problematika dalam menyikapi persoalan yang tidak berbanding lurus dengan realitas ini dijawab dalam buku yang berjudul Jika Tuhan Mengatur Rezeki Manusia, Mengapa Kita Harus Bekerja karya dari Imam Al-Muhasibi. Imam Al-Muhasibi adalah seorang sufi yang karya-karya fokus terhadap tasawuf yang berorientasi terhadap psikologi moral. Ia berhasil memadukan antara, ilmu, tasawuf dan hakikat. Maka tidak salah, jika jika Prof Abdul Kadir Riyadi menyebut kitab al-Makasib ini sebagai kitab yang membahas “Etika Ekonomi”. Sedangkan, Luis Massignnon mengategorikan pemikiran tasawuf Al-Muhasibi ke dalam genre moral psychology yaitu tasawuf yang merambah ke wilayah psikologi moral. Kitab ini penting menjadi rujukan masyarakat hari ini karena terdapat beberapa relevansi dengan kehidupan nyata masyarakat yaitu sikap-sikap yang perlu disemai agar masyarakat tidak hanya berpikir bagaimana mendapatkan harta yang banyak, tetapi juga bagaimana cara masyarakat untuk mendapatkannya. Tidak hanya tentang mendapatkan harta itu sendiri, tetapi memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana harta itu didapatkan. Di dalam buku ini, Imam Al-Muhasibi menyebutkan kiat-kiat cara mengonversi ikhtiar duniawi agar bernilai ukhrawi, mendapatkan rezeki halal dan berkah, menjelaskan secara rinci alasan syariat dan logika mengapa kita harus tetap berusaha mencari rezeki, motivasi untuk menjadikan kerja menjadi ibadah, serta mengurai bagaimana konsep “Allah telah mengatur rezeki manusia” dengan mudah dipahami oleh pembaca. Buku terjemahan ini diawali dengan penjelasan bagaimana memahami hakikat ketentuan rezeki sesuai dengan keterangan yang ada di dalam Al-Qur’an dan hadits. Salah satu penjelasan Al-Qur’an di antaranya adalah bagaimana menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia. Karena sejatinya, kewajiban seorang Muslim sesudah Allah mencukupi rezekinya adalah menggunakan akal pikirannya untuk bertadabbur dan merenungkan penciptaan langit dan bumi, dan menumbuhkan sikap yang positif dalam dirinya halaman 22. Hal ini juga ditegaskan oleh Ibnu Athaillah As-Sakandari bahwa akal diciptakan untuk mengatur dan memikirkan urusan ibadah, bukan untuk mengurusi rezeki. Allah telah menjamin rezeki bagi setiap makhluknya. Dengan demikian, melalui Al-Qur’an, hadits, dan ijma’ para ulama, Allah telah menjelaskan bahwa manusia harus bekerja sesuai dengan perintah Allah. Jika tidak, sudah ada argumentasi hujjah yang tegas menyatakan kekeliruan mereka. Sebab itulah, perintah ini bukan hanya semata-mata bekerja akan tetapi juga mencari rezeki dengan tata cara yang benar seperti tidak melanggar batas-batas syariat, menerapkan prinsip wara’ dalam berbisnis, berkarya dan dalam segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan, maka otomatis telah taat kepada Allah dan menjadi orang yang terpuji halaman 40. Buku ini menghadirkan kisah-kisah keteladanan dari para sahabat Nabi dalam menafkahi keluarganya. Sebagaimana kebijakan Abu Bakar As-Shiddiq saat menjadi khalifah agar menganjurkan umat Islam untuk bekerja dan mencari nafkah. Sebab bekerja untuk kebutuhan keluarga adalah perbuatan yang paling utama, paling merekatkan kekerabatan, dan ketaatan paling tinggi. Bahkan, Abu Bakar As-Shiddiq berujar, “aku tidak ingin menanggung dosa atas kelalaianku terhadap keluargaku bila tidak sampai aku nafkahi. Berikan aku gaji yang layak!” halaman 55. Kemudian ditentukanlah gaji yang layak untuk Abu Bakar oleh Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib agar dia fokus mengatur urusan umat Islam saat kewajiban menafkahi keluarga sudah terpenuhi. Disebutkan pula di dalam buku ini tentang perdebatan di kalangan para ulama antara bekerja dan tidak bekerja. Ada sebagian ulama yang mengatakan agar tidak bekerja dengan alasan bahwa Allah telah mencukupi rezeki setiap makhluk sehingga bekerja atau berusaha menyiratkan keraguan atas jaminan Allah. Akan tetapi, pandangan ini bertentangan dengan argumen-argumen rasional dan dalil-dalil sahih yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Rasulullah telah mencontohkan dalam urusan tawakal agar tetap melakukan ikhtiar halaman 61. Imam Al-Muhasibi menegaskan bahwa Allah telah memastikan keutamaan bagi seseorang yang bekerja, dan Rasul-Nya telah memberi tuntunan bahwa bekerja bisa mendekatkan hati kepada Allah dan dapat menambah nilai ibadah, hati yang berserah diri kepada Allah pasti mendorongnya untuk bekerja sebagai bentuk kepatuhan kepada-Nya. Maka seharusnya bekerja tidak melemahkan frekuensi hati untuk mendekatkan diri dengan Allah halaman 75. Penjelasan etika dalam bekerja secara profesional dan proporsional di dalam buku ini dibuktikan dengan beberapa alasan ulama, kisah-kisah para sahabat, dan dalil Al-Qur’an. Dilengkapi dengan penjelasan bagaimana bersikap tawakal dan wara’ dalam menghadapi sesuatu yang masih subhat serta beberapa strategi para ulama dalam mendekati dan mendapatkan pemberian dari pemerintah. Membaca buku ini dengan utuh akan mendapatkan kebijaksanaan bahwa rezeki yang sudah ditakar oleh Allah perlu untuk diikuti dengan sikap ikhtiar dan wara’ dalam mendapatkannya. Tidak hanya bagaimana kita mendapatkan rezeki, akan tetapi dengan cara dan strategi yang diperbolehkan oleh syariat. Hal ini dilakukan agar bekerja menjadi benar-benar bernilai ibadah di hadapan Allah dan mendapatkan keberkahan di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Peresensi adalah Abdul Warits, mahasiswa Pascasarjana Studi Pendidikan Kepesantrenan, Instika, Guluk-Guluk Sumenep Madura Identitas buku Judul Jika Tuhan Mengatur Manusia, Mengapa Kita Harus Bekerja? Penerjemah Abdul Majid, Lc Penerbit Turos Pustaka Cetakan Juli, 2022 Tebal 181 halaman ISBN 978-623-732-77-07 .
  • t6lertfshd.pages.dev/102
  • t6lertfshd.pages.dev/42
  • t6lertfshd.pages.dev/377
  • t6lertfshd.pages.dev/344
  • t6lertfshd.pages.dev/22
  • t6lertfshd.pages.dev/394
  • t6lertfshd.pages.dev/233
  • t6lertfshd.pages.dev/229
  • rezeki di tangan allah jangan takut resign