Meskiekspor Indonesia sepanjang tahun 2012 mengalami penurunan akibat krisis global, namun ekspor sejumlah komoditas masih tercatat positif Harian Kompas Kompas TV Kini, popularitas wastra batik sudah semakin mendunia. Tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia, kain dan busana batik pun juga digemari oleh masyarakat dari berbagai belahan dunia. Oleh sebab itu, produk batik saat ini menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Nus Nuzulia Ishak, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, dalam kurun waktu kurang lebih lima tahun terakhir, nilai ekspor batik Indonesia kian meningkat. Ketika berbincang dengan Kompas Female, Nus menjelaskan bahwa antara tahun 2010 hingga 2014 saja, terjadi peningkatan ekspor hingga 153 persen."Ekspor batik Indonesia pada Januari hingga Juli 2015 mencapai 187,74 juta dollar AS, turun 5,99 persen dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi, tren ekspor batik lima tahun terakhir meningkat, tahun 2010 nilai ekspor 22,3 juta dollar AS dan tahun 2014 mencapai 340 juta dollar AS," ujar Nus di sela-sela acar Peringatan Hari Batik Nasional di Museum Tekstil, Jumat 2/10/2015.Nus memaparkan, ada lima negara tujuan utama ekspor batik Indonesia periode Januari hingga Juli 2015. Negara tujuan dengan nilai ekspor batik terbesar adalah Amerika Serikat, dengan nilai mencapai 81,38 juta dollar AS atau porsi ekspor mencapai 43,35 persen. Lalu, di bawah AS adalah Korea Selatan dengan nilai ekspor 12,24 juta dollar AS 6,52 persen. Adapun nilai ekspor batik ke Jerman mencapai 10,05 juta dollar AS atau persentase 5,35 persen. Nilai ekspor batik ke Jepang mencapai 9,22 juta dollar AS atau persentase 9,22 persen. "Perancis tahun ini menggeser Kanada sebagai negara tujuan ekspor batik terbesar dengan nilai ekspor 9,16 juta dollar AS atau 4,88 persen," jelas Nus mengungkapkan, pemerintah pun telah melakukan beragam upaya untuk mengekspansi tujuan ekspor batik, tidak hanya ke lima negara tujuan ekspor terbesar tersebut. Beberapa kawasan di dunia pun kini mulai dijajaki."Sesuai dengan visi pemerintah adalah mengekspor batik tidak hanya ke negara-negara tradisional tujuan ekspor terbesar yang merupakan negara maju, tapi juga ke Timur Tengah. Kita juga mengarahkan ke kawasan Eropa timur, Amerika selatan, dan Asia tengah," imbuh Nus. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Kalimantanyang kaya batu bara banyak mendatangkan hujan devisa buat negara. Setiap tahun Indonesia memproduksi batu bara setara 281 juta ton minyak bumi. Jumlah tersebut mencapai 7,2% dari total

KEMENTERIAN Perindustrian mencatat, nilai ekspor dari industri batik nasional pada semester I tahun 2019 mencapai US$17,99 juta. Sepanjang tahun 2018, tembus hingga US$52,44 juta. Negara tujuan utama pengapalannya, antara lain ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Selanjutnya, industri batik yang didominasi oleh industri kecil dan menengah IKM ini tersebar di 101 sentra di Indonesia, dengan jumlah sebanyak 47 ribu unit usaha dan telah menyerap tenaga kerja lebih dari 200 ribu orang. “Oleh karena itu, sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, kita harus berani mengenalkan batik kepada masyarakat dunia, dan menjadikan batik sebagai duta budaya Indonesia pada acara-acara internasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela mendampingi Presiden pada puncak peringatan Hari Batik Nasional di Istana Mangkunegaran Solo, Rabu 2/10, melalui rilis yang diterima. Menurut Menperin, upaya tersebut akan memacu semangat para perajin dan pelaku industrinya untuk terus mengembangkan batik Nusantara, sehingga bisa lebih kreatif dan inovatif. Menurut dia, batik merupakan high fashion yang nilai tambahnya tinggi, bukan lagi sebagai komoditas. Batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia, yang dikukuhkan oleh UNESCO dalam Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009 lalu. Sejak saat itu, tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Seiring bergulirnya era revolusi industri yang memunculkan berbagai teknologi canggih, dinilai akan membuat dunia batik nasional semakin kompetitif ke depannya. Untuk itu, dibutuhkan komitmen kuat dari seluruh stakeholder untuk menjaga dan melestarikan karya adi luhung bangsa tersebut. “Contohnya, bisa dengan memulai pendekatan kepada generasi muda untuk melakukan digitalisasi dan memanfaatkan media sosial dalam rangka mendorong kemajuan batik nasional,” ujar Airlangga. Salah satu lembaga litbang milik Kemenperin, yakni Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta, sudah mampu mengembangkan aplikasi Batik Analyzer. Alat tersebut dibuat untuk membedakan produk batik dan tiruan batik. Aplikasi dengan basis Android dan iOS ini menggunakan teknologi artificial intelligence AI yang sesuai dengan implementasi industri berdasarkan peta jalan Making Indonesia “Batik Indonesia telah memiliki keunggulan komparatif di pasar Internasional. Maka itu, kita juga perlu melakukan penguatan branding dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual,” paparnya. Menperin juga mendorong agar industri batik menjadi sektor yang ramah terhadap lingkungan. Sebab, industri batik yang merupakan subsektor dari industri tekstil dan pakaian, menjadi andalan dalam menopang perekonomian dan mendapat prioritas pengembangan agar lebih berdaya saing. “Industri batik mulai diperkenalkan dengan bahan baku baru alternative, seperti dari serat rayon atau biji kapas. Dengan material baru ini, diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih menarik dan kompetitif. Selain itu, penggunaan zat warna alam pada produk batik juga merupakan solusi dalam mengurangi dampak pencemaran dan bahkan menjadikan batik sebagai eco-product yang bernilai ekonomi tinggi,” paparnya. Pengembangan zat warna alam dinilai turut mengurangi importasi zat warna sintetik. Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat. Batik warna alam hadir menjawab tantangan tersebut dan diyakini dapat meningkatkan peluang pasar. Tombak ekonomi kerakyatan Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih menjelaskan, pemerintah menyadari produk kerajinan Indonesia memiliki pasar yang terus meningkat. Maka itu, para penggiat IKM kerajinan termasuk IKM batik menjadi salah satu tombak ekonomi kerakyatan yang tahan terhadap krisis ekonomi global. "Untuk itu, Kemenperin terus berupaya mengembangkan IKM melalui berbagai program, antara lain peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin atau peralatan serta promosi dan pameran batik di dalam dan luar negeri," ungkap Gati. Gati mengatakan, di tengah-tengah upaya pembangunan ekonomi, sentra-sentra IKM sebagai basis ekonomi kerakyatan, perlu terus menerus dikembangkan. Semangat berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi melalui kemudahan untuk mempromosikan karya-karya para pelaku IKM. "Perlu diingat bahwa dalam era globalisasi, produk IKM seperti batik harus didukung dengan kualitas atau mutu yang baik dan tentunya memiliki standar kualitas tinggi. Strategi yang perlu dibangun untuk bersaing di pasar global itu, antara lain melalui pengembangan inovasi desain dan produk," tandasnya. OL-4

PemaparanKomoditas Andalan Ekspor, Diplomat Dapat Masukan Sektor Industri 11 November 2019 11 November 2019 oleh Very - Dialog yang dilakukan oleh para Konsul Jenderal dan Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia terkait Produk Andalan Kelapa Sawit, Kertas dan Batu Bara Indonesia di Jakarta (11/11).

Kementerian Perindustrian Kemenperin mencatat, ekspor batik Indonesia pada 2020 mencapai US$ 532,7 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun. Sedangkan ekspor produk kerajinan lainnya mencapai US$ 9 juta atau sekitar Rp 128,3 miliar dengan pasar utama ekspor barang kerajinan antara lain Amerika Serikat AS, Malaysia, Jepang, Korea dan Jerman. Menteri Perindustrian Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, produk batik Indonesia berperan penting bagi perekonomian nasional dan berhasil menjadi market leader pasar batik dunia. “Industri batik yang ada di Indonesia mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan produknya telah diminati di pasar global,” kata Agus dalam Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2021 Kemenperin secara virtual, Rabu 6/10. Dengan potensi besar tersebut, industri batik masuk sebagai salah satu subsektor prioritas dalam implementasi peta jalan integrasi Making Indonesia I Industri batik mendapat pengembangan karena dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, produk batik menjadi salah satu penyebab tumbuhnya sektor tekstil dan pakaian jadi di Indonesia. Industri kerajinan dan batik juga merupakan salah satu sektor yang banyak membuka lapangan kerja dan merupakan sektor yang didominasi oleh industri kecil dan menengah IKM. Aktivitas di Pusat Batik Trusmi Cirebon, Muhammad ZaenuddinKatadata “Terhitung ada sekitar 47 ribu unit usaha yang tersebar di 101 sentra batik di Indonesia. Selain itu, jumlah industri kerajinan Indonesia ada lebih dari 700 ribu unit usaha dan menyerap tenaga usaha lebih dari 1,5 juta orang,” ujar dia. Meski batik Indonesia merupakan batik yang paling terkenal di dunia saat ini, batik juga dapat ditemukan di berbagai negara seperti Malaysia, Thailand, India, Srilanka, Iran dan negara-negara di Benua Afrika lainnya. Dengan demikian penggunaan batik di dunia ini semakin populer sehingga menjanjikan potensi ekonomi yang sangat besar. Beberapa negara seperti Tiongkok dan Malaysia secara serius menjadikan batik sebagai komoditas ekspor. Negara-negara tersebut terus mengembangkan mesin batik printing dengan teknologi yang paling canggih. Mereka juga meniru desain dan corak batik Indonesia dengan tujuan merebut pasar pasar yang selama ini diisi oleh batik Indonesia. “Dengan semakin populernya batik di dunia, persaingan global termasuk gempuran produk impor. Ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh industri Batik Nasional, namun harus bisa kita hadapi bersama,” katannya. Lebih lanjut, Agus menjelaskan tantangan lain yang dihadapi industri batik nasional yakni faktor sumber daya manusia SDM dalam industri batik yang semakin berkurang. Tenaga kerja dengan kualitas dan keterampilan yang tinggi diperlukan, selain itu diperlukan juga SDM yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan inovasi desain. Selain itu, pengrajin batik tulis jumlahnya semakin terbatas dan banyak yang telah lanjut usia. Oleh karena itu, perlu ada upaya-upaya serius untuk mempercepat proses regenarasi batik tulis di Indonesia. “Ini tentunya harus digalakkan di kalangan generasi muda, dengan menumbuhkan minat dan keterampilan mereka untuk terjun ke industri batik,” ujarnya. Mantan Menteri Sosial tersebut mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, utamanya terkait program promosi yang perlu dilakukan oleh semua stakeholder. Karena itulah, promosi yang masif akan terus dilakukan di kota-kota besar dunia, seperti di New York, Los Angeles, Tokyo, Paris, London, dan kota-kota besar lainnya di dunia. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dewan Kerajinan Nasional Dekranas, Yayasan Batik Indonesia, Kamar Dagang dan Industri Kadin, dan para pelaku usaha untuk secara intensif melakukan promosi produk batik Indonesia. “Saya juga minta kepada jajaran di Kemenperin untuk menjajaki bagaimana kita bisa membantu bersama-sama dengan Dekranas dan Yayasan Batik Indonesia melakukan promosi batik di kota-kota besar di dunia,” kata dia.

Bukantanpa alasan mengapa hari batik nasional tepat ditanggal 2 Oktober. Pasalnya, pada tanggal 2 Oktober 2009 Batik secara resmi telah diakui oleh UNESCO sebagai budaya tak benda warisan manusia. Dibalik motif nya yang sangat indah, batik pun juga memiliki beberapa fakta menarik yang perlu diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Komoditasapakah yang tidak bisa dipenuhi oleh jepang, sehingga harus dipasok dari negara lain? SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
Pengembanganpertanian seharusnya berbasis komoditas lokal, seperti padi, palawija dan hortikultura agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Swasembada Pangan, Ini Komoditas Lokal yang Bisa Diandalkan - Ekonomi Bisnis.com
Batikjuga merupakan komoditas ekspor nasional yang dapat diandalkan dan karenanya pula nilainya pun sangat tinggi. Beberapa batik yang diunggulkan antara lain batik solo, batik yogyakarta, batik cirebon dan batik pekalongan. Produksi batik-batik untuk ekspor tersebut terbukti mampu meningkatkan perekonomian bagi kalangan pembatik di Indonesia. .
  • t6lertfshd.pages.dev/362
  • t6lertfshd.pages.dev/446
  • t6lertfshd.pages.dev/3
  • t6lertfshd.pages.dev/115
  • t6lertfshd.pages.dev/478
  • t6lertfshd.pages.dev/216
  • t6lertfshd.pages.dev/496
  • t6lertfshd.pages.dev/494
  • mengapa batik merupakan komoditas ekspor nasional yang dapat diandalkan