Iapun menulis puisi berjudul "Kata Bung Karno". Berikut ini lirik puisinya: Baca juga: Patung Bung Karno di Kemhan, Prabowo: Ini Bukan Bagian Kultus Individu Kata Bung Karno Inggris kita linggis, Amerika kita setrika Itu kata Bung Karno Kompeni maunya untung saja Inggris kita linggis, Amerika kita setrika Itu kata Bung Karno Tuan tanah maunya enak sajaMALANGTIMES - Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno seorang bapak proklamator yang cerdas, komunikatif serta memiliki cita rasa seni yang luar biasa. Hal itu terbukti dengan pidato-pidatonya hingga kumpulan karya syair puisinya. Salah satu syair puisi yang telah terkenal dan melegenda karangan Soekarno yakni berjudul 'Aku Melihat Indonesia'. Dalam syair puisi tersebut Soekarno menggambarkan sekilas kondisi alam Indonesia seperti pantai, gunung, sawah dan ekosistem makhluk hidup lainnya. Baca Juga Sambut Hari Kemerdekaan, Tiket Masuk Dua Pantai di Malang Gratis! Menariknya, hanya ada satu nama pantai yang disebut oleh Soekarno dalam syair puisinya yakni Pantai Ngliyep. Dalam syair puisi 'Aku Melihat Indonesia', Soekarno menyebutkan kata Pantai Ngliyep sebanyak dua kali dan bertempat di bait pertama. Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi warga Kabupaten Malang yang dimana salah satu tempat wisatanya yakni Pantai Ngliyep mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Soekarno hingga disisipkan dalam penggalan syair puisi 'Aku Melihat Indonesia'. Ahmad Faiz Wildan selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah PD Jasa Yasa yang mengelola tempat wisata Pantai Ngliyep dan Pantai Balekambang mengatakan bahwa itu merupakan suatu bentuk apresiasi yang sangat luar biasa. Dirinya pun membuat kebijakan yang bersinergis dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Disparbud Kabupaten Malang untuk penghormatan kepada Soekarno yakni salah satunya dengan promo khusus di sepanjang Agustus. Selain itu nanti pada tanggal 17 Agustus akan dilakukan prosesi Upacara Kerakyatan yang diikuti oleh berbagai elemen. "Mulai dari petani, nelayan, peternak, dokter semua berkumpul menjadi satu dan mengenakan pakaian sehari-harinya. Itu nanti berlangsung di waktu detik-detik proklamasi," ungkapnya. Pihaknya pun berupaya untuk terus mengenalkan Pantai Ngliyep sebagai salah satu lokasi Napak tilas perjalanan Presiden Soekarno. "Kenapa pantai karena mempunyai historisnya sendiri. Pak Karno dulu kan sering ke Ngliyep toh, akhirnya beliau membikin 'Aku Melihat Indonesia' syairnya. Satu-satunya pantai yang disebutkan Pak Karno dalam 'Aku Melihat Indonesia' itu Pantai Ngliyep dua kali dalam alinea pertama," terangnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara juga mengatakan bahwa disebutnya nama Pantai Ngliyep di syair puisi Soekarno merupakan penghormatan yang sangat luar biasa atas alam ciptaan Tuhan yang begitu indah di tanah Indonesia. "Infonya memang jejak Sukarno pernah di sana, 2 atau 3 bulan yang lalu sempat anggota DPR RI Mbak Rieke Dyah Pitaloka bikin vlog di sana. Itu yang sekarang promosi PD Jasa Yasa," jelasnya kepada MalangTIMES, Kamis 6/8/2020. Made mengatakan memang tempat wisata Pantai Ngliyep sungguh memikat para wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara. Akan tetapi disebutkan oleh Made bahwa masih terkendala terkait aksesnya. "Sangat memikat, kendala nya di Akses, dan Amenitas-nya seperti hotel, restoran, suvenir," sebutnya. Berikut isi syair puisi 'Aku Melihat Indonesia' ciptaan Soekarno Jikalau aku berdiri di pantai NgliyepAku mendengar Lautan Hindia bergeloramembanting di pantai Ngliyep ituAku mendengar lagu, sajak Indonesia Jikalau aku melihatsawah-sawah yang menguning-menghijauAku tidak melihat lagibatang-batang padi yang menguning menghijauAku melihat Indonesia Baca Juga Re-opening, Ratusan Wisatawan Geruduk Taman Rekreasi Selecta Jikalau aku melihat gunung-gunungGunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung MerbabuGunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebetdan gunung-gunung yang lainAku melihat Indonesia Jikalau aku mendengarkanLagu-lagu yang merdu dari Batakbukan lagi lagu Batak yang kudengarkanAku mendengarkan Indonesia Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaranbukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkanAku mendengar Indonesia Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Malukubukan lagi aku mendengarkan lagu OlesioAku mendengar Indonesia Jikalau aku mendengarkan burung Perkututmenyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoibukan lagi aku mendengarkan burung PerkututAku mendengarkan Indonesia Jikalau aku menghirup udara iniAku tidak lagi menghirup udaraAku menghirup Indonesia Jikalau aku melihat wajah anak-anakdi desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar"Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!"Aku bukan lagi melihat mata manusiaAku melihat Indonesia
Duapuisi di antaranya menggambarkan kedekatan emosionalnya dengan Bung Karno. Adalah puisi berjudul 'Persetujuan dengan Bung Karno' dan 'Karawang-Bekasi'. Sapardi Djoko Damono, pujangga yang guru besar sastra, menyebut Chairil sebagai sosok yang menonjolkan sikap kepahlawanan dalam karyanya.
Jakarta - Menyambut kemerdekaan Indonesia, ada baiknya membaca puisi kemerdekaan untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Dengan membaca puisi-puisi tersebut, detikers akan semakin mencintai tanah air dan menghargai jiwa para kemerdekaan tersebut ditulis oleh para penyair terkenal seperti Sapardi Djoko Damono, Rendra,Taufik Ismail, dan Wiji Tukul. Berikut adalah puisi kemerdekaan yang dapat detikers baca untuk hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus1. PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNOKarya Chairil AnwarAyo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janjiAku sudah cukup lama dengan bicara muDipanggang di atas api muDigarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agustus 1945Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimuAku sekarang api, Aku sekarang lautBung Karno! Kau dan aku satu zat satu uratDi zat mu, di zat ku kapal-kapal kita berlayarDi urat mu, di urat ku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh2. GERILYAOleh W S RendraTubuh birutatapan mata birulelaki berguling di jalanAngin tergantungterkecap pahitnya tembakaubendungan keluh dan bencanaTubuh birutatapan mata birulelaki berguling dijalanDengan tujuh lubang pelordiketuk gerbang langitdan menyala mentari mudamelepas kesumatnyaGadis berjalan di subuh merahdengan sayur-mayur di punggungmelihatnya pertamaIa beri jeritan manisdan duka daun wortelTubuh birutatapan mata birulelaki berguling dijalanOrang-orang kampung mengenalnyaanak janda berambut ombakditimba air bergantang-gantangdisiram atas tubuhnyaTubuh birutatapan mata birulelaki berguling dijalanLewat gardu Belanda dengan beraniberlindung warna malamsendiri masuk kotaingin ikut ngubur ibunya3. ATAS KEMERDEKAANOleh Supardi Djoko Damonokita berkata jadilahdan kemerdekaan pun jadilah bagai lautdi atasnya langit dan badai tak henti-hentidi tepinya cakrawalaterjerat juga akhirnyakita, kemudian adalah sibukmengusut rahasia angka-angkasebelum Hari yang ketujuh tibasebelum kita ciptakan pula Firdausdari segenap mimpi kitasementara seekor ular melilit pohon ituinilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah4. Sukmaku MerdekaKarya Wiji ThukulTidak tergantung kepada Departemen Tenaga KerjaSemakin hari semakin nyata nasib di tangankuTidak diubah oleh siapapunTidak juga akan dirubah oleh Tuhan Pemilik SurgaApakah ini menyakitkan? entahlah!Aku tak menyumpahi rahim ibuku lagiSebab pasti malam tidak akan berubah menjadi pagiHanya dengan memaki-makiWaktu yang diisi keluh akan berisi keluhWaktu yang berkeringat karena kerja akan melahirkanSerdadu-serdadu kebijaksanaanBiar perang meletus kapan sajaItu bukan apa-apaMasalah nomer satu adalah hari iniJangan mati sebelum dimampus takdirSebelum malam mengucap selamat malamSebelum kubur mengucapkan selamat datangAku mengucap kepada hidup yang jelataMERDEKA!5. Kita Adalah Pemilik Sah Republik IniOleh Taufik IsmailTidak ada pilihan lainKita harus berjalan terusKarena berhenti atau mundurBerarti hancurApakah akan kita jual keyakinan kitaDalam pengabdian tanpa hargaAkan maukah kita duduk satu mejaDengan para pembunuh tahun yang laluDalam setiap kalimat yang berakhiran"Duli Tuanku ?"Tidak ada lagi pilihan lainKita harus berjalan terusKita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalanMengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuhKita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsaraDipukul banjir, gunung api, kutuk dan hamaDan bertanya-tanya inikah yang namanya merdekaKita yang tidak punya kepentingan dengan seribu sloganDan seribu pengeras suara yang hampa suaraTidak ada lagi pilihan lainKita harus berjalan terusDemikianlah puisi kemerdekaan untuk memeriahkan 17 Agustus! Selamat membaca detikers! Simak Video "Lukman Sardi Terbawa Emosi Saat Bacakan Karya Puisi Chairil Anwar" [GambasVideo 20detik] ajg/lus Pracetak: Fakhri S. Antoni, Awal Tresnajaya, Amsar A. Dulmanan. Desain cover : Fikri Susilo W. Tebal : xii + 127 halaman (94 puisi) Pengantar : Hj. Rachmawati Soekarnoputri. Beberapa pilihan puisi Ir. Soekarno dalam Puisi-puisi Revolusi Bung Karno. Puisi Pahlawan – Sebuah puisi pahlawan tidak hanya menceritakan seorang pahlawan yang telah gugur di medan perang atau membela bumi pertiwi ini dengan darah dan air mata. Namun arti dari pahlawan lebih dari itu, pahlawan adalah orang yang melakukan sesuatu hal tanpa tanda jasa, atau mengharap imbalan dalam artian rela berkorban. Puisi pahlawan bisa ditunjukkan untuk ibu yang telah mengasihi anaknya tanpa kenal lelah, sahabat yang selalu ada di saat senang maupun duka, ayah yang mencari nafkah untuk keluarga. Berikut beberapa contoh puisi pahlawan tentang ibu, ayah, sahabat, hingga para pejuang nasional Puisi Tentang Pahlawan Indonesia Tidak ada hal yang lebih indah dari sebuah doa, yang dipanjatkan secara tulus untuk pahlawan nasional yang telah mengorbankan dirinya demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka dari itu ku persembahkan puisi teruntuk pahlawan yang telah tenang di SurgaMu. Marsinah, Surga Untukmu Marsinah Siapa itu Marsinah? Apakah sosok dengan paras cantik jelita, serta bibir yang merah karena gincu? Apakah sosok perempuan yang membawa perubahan dalam cerita dongeng? Ataukah seseorang yang hanya fiksi dan khayalan diciptakan kaum sastra? Oh Marsinah, seorang buruh pabrik bayaran ! merakit jaring laba-laba pada tembok bernama pengharapan Menata tumpukan jerami, memintal benang, apa yang kau katakan benar Marsinah Bahwa waktu tak pernah kompromi ! Dengarlah sebuah nyanyian sunyi Saling melebur melawan para penguasa kongkalingkong Kau Marsinah bukanlah artis penjual berita ! tapi mengapa mereka pandai membuat berita tentangmu? Katanya kau adalah buruh perempuan bercerita kesedihan Dan katanya kau adalah perempuan penuh darah dan air mata Hingga menodai tubuhmu yang lemah itu Tangan mu terbiasa memegang kerikil tajam yang siap menghunus nadimu Tapi kau bisa apa Marsinah? Tak ingatkah kau hanya seorang buruh pabrik bayaran? Tapi aku tak peduli tentang siapa dirimu Yang ku tahu kau adalah perempuan pembela rakyat kecil sepertiku Tapi mengapa Kebenaranmu membawa petaka untukmu? Andai kau tetap hidup, aku akan bercerita tentang keadaan Negeriku yang carut marut Tentang bagaimana alam sudah bosan dengan manusia Dia yang berujung kematian Dia yang tak pernah terlupakan ! Yang hingga saat ini belum menuai keadilan Marsinah… Damai bersamamu Sepucuk Puisi Untuk Pahlawan Negeriku Demi Negeri.. Demi bangsa tercinta.. Dan demi jiwa juga yang rindu akan kebebasan berdemokrasi Kemerdekaan abadi namun tak berarti Rela kau taruhkan nyawa hingga maut menghadang di depan mata Tapi mengapa? Kau bilang itu sebagai hiburan ! Raut wajah kusam mu tak ada segelintir pun rasa takut Oh Pahlawanku .. Hari harimu kau habiskan dengan pembunuhan, pembantaian Sampai bunga api menghias sisi gelapmu Bahkan tak jarang darah membasahi tubuh kurusmu Kaki telanjang menghantarkanmu pada lawan yang harus dibunuh Namun, semua itu tidak dapat runtuhkan kobaran semangat juang Bambu runcing sebagai senjatamu Doa sebagai benteng pertahananmu Dan Tuhan sebagai kawan dalam kemenangan Lalu surga sebagai tempat peristirahatanmu Bunga, ku letakkan di atas tempat damaimu sebagai lambang suci perjuangan Karena perjuanganmu… Aku mampu menulis bait-bait puisi indah meski terkadang terpenjarakan Taukah kau pahlawanku.. bunga tumbuh bermekaran setiap tahun dan akan layu pada waktunya yah.. bahwa hidup akan selalu ada masa nya namun tidak dengan perjuangan ia akan tetap tumbuh ia akan tetap hidup meski raga terlepas dalam jiwa ia akan tetap ada ! jadi.. tak perlu meraung untuk membuktikan bahwa itu ada selamat jalan Pahlawanku salam untuk Tuhan Maha Pengasih Baca Juga Puisi Perjuangan Bung Karno; Berilah Aku Pemuda Hei.. Bung Karno ! Aku bersimpuh di atas makammu Bertanya perihal tentang Indonesia kini Hei .. Bung Karno ! Katamu berilah pemuda niscaya akan kau getarkan semeru Hei bung karno pemuda saat ini hanya menang gengsi Bagaimana bisa menghancurkan dunia dengan bijak? “Maka berilah aku orang tua” katamu Hei Bung Karno … kini orang tua hanya mampu bersedih melihat anaknya bermain dunia Hei Bung Karno Nyeyakkah kau tidur dalam abadimu? Maafkan daku yang mengganggu peristirahatanmu Aku hanya ingin bercerita; bahwa pemuda tidak sama berjalannya waktu Hei Bung Karno Aku bersimpuh pada makammu Tebarkan kembang kasih yang letih Hei Bung Karno Ku tanyakan lagi padamu; nyenyakkah tidur dalam abadimu? Inikah yang disebut nyanyian kecewa? Hei Bung karno Aku bersimpuh pada makammu Ku katakan padamu “maaf aku menangis dalam tidur abadimu” Namun aku tak bisa berdusta Ku katakan apa adanya padamu Hei Bung Karno Nyeyakkah tidur dalam keabadianmu? Bilakah mimpi itu akan nyata? Kartini, Srikandi Indonesia Wahai Kartini yang ku sebut dengan Srikandi Perempuan hebat dan tangguh Memegang busur anak panah di tangan kanan Dan pedang di tangan kiri yang siap menebas jantung musuh hingga tak berdetak Lahir di Jepara, tanah berkumpulnya para sang pujangga Untuk Sang Srikandi Pejuang Kaum Perempuan Untuk Sang Kartini Pembela Hak-hak yang sempat terabaikan Tabir kecantikan menghias wajahmu yang tak lekang oleh zaman Kecerdasan di balik keayuanmu menjadi semangat perjuanganmu Wahai kartini.. Perempuan kau jadikan mahkota kehidupan Bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama Bukankah begitu katamu? Tapi kartini kini perempuan banyak meratapi diri Aku dipaksa kawin Aku dipaksa tersenyum Kata-kataku di bungkam Bahwa perempuan tidak layak untuk berdemokarasi Jadi hari ini aku menjadi seorang Liberal Aku tak peduli lagi akan dosa Perempuan sibuk dengan gadgetnya Oh Kartini.. Siapa yang salah? Takdir atau Tuhan? Atau mereka para penguasa kooporat? Seorang budak hendaknya sadar diri, siapa aku Kartini … Aku hanya perempuan biasa Yang berdoa kepada Tuhan Agar emak dan bapakku selalu dalam lindunganNya Tanah Muda Merah oleh darah Menjadi lautan api yang tak terbendung Setiap genjatan senjata Terdengar rintihan para pejuang kemerdekaan Rintihan air mata tak mampu dihentikan Langkah kaki hewan pun sudah tak terdengar Apa yang sebenarnya terjadi pada negeriku? Aku kehilangan saudara Mama bapak juga hilang Bagaimana aku bertahan hidup mak? Yang kupunya hanyalah Tuhan Yang Maha Esa Bahwa tidak ada yang abadi di dunia Setiap peluru akan diluncurkan Bersama desingan bom atom terbuat dari besi Aku siap mati demi bangsaku pak ! Karena di sini adalah tanah muda Tak sudi aku hidup bersenang senang Sedangkan ibu pertiwi dalam keadaan menangis Katakan padaku siapa yang mampu membendung air matanya? Jika tidak bukan diriku, dirimu atau mereka ! Memar di dada seharga negeriku Akan ku bangun istana termegah Untuk pahlawan bangsaku Esok, ku bangkitkan muda-mudi Soekarno Semangat juang tak seharusnya luntur Mereka bisa saja memadamkan kobaran semangat Namun tidak akan bisa redup api suci pada langit senja di tanah anarki Seperti bunga mekar dari kuncupnya Agar kau lihat tak lagi ada budak di dalam negeri Itu harapku ! Ku katakan padamu Apabila telah mati jiwa pahlawan pada anak muda Maka bersiaplah mendengar rintihan tanah airku Malam Terjaga Kusampirkan gundahku pada malam Gelap tanpa cahaya bintang Bulan enggan menengok apa yang sebenarnya terjadi Sebelum mereka melihatnya ku habiskan rindu sebelum asa memutus Sebelum fajar menyingsing Tombakku telah lebih dahulu siagap Mereka dan langkahku Siap menyergap siapa saja yang menghalau Ku menangis duka oleh pesanmu yang bersemayam Pada ragaku Diujung hidupku tak sudi ku berbagi tawa dengan caramu Lidahku lebih memilih bisu Mataku memilih buta Bukan hina nafasku untuk pertiwi Apa jadinya Nona jika ku mati di medan perang? Masihkah kau setia padaku? Masihkah kau mencintai negeriku? Aku tak mengharap lebih dan aku tak memaksakan kehendakmu ! Karena bagaimanapun aku sangat mencintai bangsaku Pahlawan sejati ialah yang rela berkorban demi apapun ! Jadi temani aku di setiap langkah Di ujung senja akan ada sebuah kemenangan Yang kusebut dengan; kemerdekaan Siapa saja yang merusaknya Bersiaplah akan ku bunuh setiap jiwa pengecut ! Hingga tak berdetak Pahlawanku Aksara Berhenti bukan berarti untuk mati Maju untuk berperang bukan berarti untuk menyiksa diri Tak harap tepuk tangan lakon sandiwara Yang berdiam diri menunggu kisah selanjutnya Keringat, darah, dan air mata tidak bisa dibeli Oleh mutiara di dasar laut sepi Tetesan air matanya dengan lantang mengalir ke hilir Menuju tempat terindah di muka bumi Yang tak lain adalah nirvana Sampaikan pesan dan Ilahi “bahwa ku kan kembali’ Tak harap belas kasih Tak butuh juga kisah klasik tentang sandiwara sedih Pahlawan pada akhirnya menjemput janji Di ujung tombak pada kematian Istana dan selir selir duduk manis menanti Di singgasana terbuat dari emas Kemenangan di jalan Sang Maha Besar Kini tak terbendung lagi Gugur bunga Mati satu Tumbuh seribu Tanah air jaya sakti Puisi Pahlawan Tentang Ibu dan Ayah Mengapa ku panggil Ibu dan Ayah dengan sebutan Pahlawan, karena ibu kita mampu menikmati setiap penciptaan Tuhan yang begitu indah. Membesarkan dan merawat tanpa mengharap kembali. Layaknya mentari yang apabila redup, alam semesta akan hancur. Ayah, adalah laki-laki sejati yang tidak akan pernah membuat anaknya menangis, pelukan hangat dan senyuman manisnya mampu menenangkan. Ramona Untuk mengingatmu Bu Ku panggil engkau dengan Ramona Tak perlu ku baca gugur bunga tanaman Melihat usiamu yang kian meranggas Di setiap helai rambut putih mu Dan pada angka kalender yang kugantungkan didinding kamarku Yang jatuh di kelopak matamu Aku teringat kenangan Bu Saat malam, ku bersujud dalam gerimis Pada setiap air mata perempuan yang jatuh Menggadaikan setiap mimpi mimpinya Di samudera tanpa peta dan arah Tanpa jaminan apapun Untuk kembali pada yang namanya menganak-pinakan Mimpi yang akan di tebus oleh perempuan dengan air mata Tapi ya sudahlah Barangkali aku tak akan mengingat semua itu Siapa yang peduli? Terangku Bu saat ini aku sedang merantau Doakan anakmu agar mampu membahagiakanmu Rindu bau bumbu masakanmu Bu Adalah aroma surga yang pernah ku kenal Aku ingin kau mengusap rambutku Dan berpura-pura tidur dalam pangkuanmu Tapi Malam kini menghajarku dengan rindu Dan mengganti kesepianku Dan ku tulis wajahmu di sebidang kanvas puisi pahlawan Lalu waktu dengan sangat tidak sopan merampas semua Pada usiaku yang beranjak dewasa Bu usia memang bukan sebuah patokan Banyak orang yang sudah berumur Namun pikirannya masih seperti anak kecil Sebaliknya Bu, banyak orang yang belum cukup umur Tapi pemikirannya begitu mengguncang dunia Dari rahimmu yang suci Bu Lalu setiap janin diberangkatkan Oleh kesakitan yang sama Bersama tangis Bersama darah Maka lahirlah sebuah kebahagiaan Yang kau sebut “Anakku” Baca Juga Puisi Romantis Ayah Laki-Laki Hebat Ayahku Tersayang Perasaan apa yang sedang merasuki jantungku Relung hatiku teringat pada wajah tua mu Kulit yang mulai keriput dan menua Langkah kaki yang sudah tak kuat seperti dulu Rasa sesak membiru meronta kesakitan seolah ingin keluar menemanimu Melihat wajah senjamu membuat hatiku redam Rasanya sangat sulit ayah untuk mengatakan Bahwa aku sangat mencintaimu, tak ada laki-laki sehebat dirimu Ayahku tersayang Sehat-sehatlah selalu disana, ku berdoa agar Tuhan menjagamu Memberi kesehatan, umur panjang serta , rezeki lancar Ayahku tersayang Maukah kau menghabiskan waktu bersama ibu? Ayah tak bisa ku bayangkan jika hidup tanpamu Pasti Ibu selalu menangis tersedu dan aku Aku tak mampu menghapus kesedihan Ibu Ayahku tersayang Marilah kita bersama-sama memikirkan masa depan bersama Ibu Memperbaiki diri menjadi lebih pada dari sebelumnya Puisi Ibuku Sayang Ibu saat ini aku bukanlah anak kecil Yang dulu kau timang Kau manja dan kau ajarkan aku bicara dan juga kau ajarkan aku berjalan Hingga akhirnya aku dapat berjalan di atas semua keindahanNya Aku kini tinggal di tempat dimana aku diajarkan cara mendekati Tuhan dengan baik Belajar segala firmanNya Merindukanmu? Tentu saja aku merindu akan Tangan lembutmu yang kau usapkan pada kepalaku Lagu pengantar rindu yang mengantarkanku terlelap Dalam pelukan hangat senjamu Aku baru tahu sandiwara dunia’ Yah.. sangat sulit untuk dipahami Tapi harus dihadapi meski terkadang harus ada air mata dan sepi Ibu Anakmu ini merindu dan tetap merindu Aku mencintaimu Bu Dan tetaplah bersamaku Sajak Untukmu Mak Aku ini sedang merantau mak Kota ini memaksaku untuk bersahabat dengan malam Dan siang aku acuhkan Dengan tidur yang amat panjang Berteman dengan mimpi entah kapan akan berakhir “Aku disini sedang merantau mak” bisikku pada fajar merah Harapanmu mak yang selalu berlagu\hingga hatiku dan pikiran saling memberontak Bahkan aku membenci pada takdir “pulanglah Nak” katanya padaku Urat nadi dan jantung berhenti seketika Membayangkan raut wajah tuamu Ringkik badan kurusmu mak Hingga rambutmu pun memutih Maafkan anakmu Mak Doakan aku menggenggam mimpi itu Puisi Teruntuk Ibuku Yang Tangguh Aku terjatuh di atas rumput yang basah Aku hanya bisa terdiam Membayangkan dirimu yang begitu hebat Langkah langkahku pun tak pernah sehebat dirimu Walau kau seorang perempuan Sedikitpun tak pernah gentar melawan kejamnya dunia Kau terjang dan hadapi dengan penuh asa yang memar di jiwa Tak ada kata lelah ataupun keluh kesah Karena hidup adalah perjuangan Hingga nanti akan ada keindahan yang lekas bersemi dalam sejarah Ibuku mengertilah Akan selalu ada keindahan yang tertua oleh ramah tamah Akan selalu ada rasa sesal yang terpecah menjadi amarah Karena Tuhan akan selalu disisimu Hingga semua langkah-langkah kecilmu menjadi berarti Puisi Pahlawan Wanita Sudah kita semua ketahui, bahwa Indonesia tidak hanya memiliki tokoh pejuang pria saja. Namun dalam mempertahankan kemerdekaannya, juga terdapat perjuangan dari pahlawan wanita. Nah, di bawah ini adalah puisi pahlawan wanita yaitu Kartini Kartini…. Duhai ibu para kaum wanita Yang memperjuangkan dengan segenap jiwa Semangatmu tak pernah patah Tubuhmu tak pernah lelah Demi kaum lemah yang saat itu dijajah Ibu Kartini…. Paras mu sungguh menawan Hingga memikat banyak bangsawan Namun kau selalu dermawan Jika tak sesuai, kau berani melawan Ibu, kau sangat berjasa Bagi semua wanita di Indonesia Jasamu tak akan pernah terlupa Kau lah pejuang kaum wanita Perjuangan Sang Dewi Dalam kegelapan kau hadir dengan sebuah sinar Dalam ketakutan kau berikan sebuah ketenangan Kau lah para pejuang untuk kami semua Indah namamu duhai dewi sartika Kau berikan segala motivasi Di kala jiwa dan raga kami hampir mati Kau bertekad kuat bak ombak di lautan Dengan semangatmu kau selalu siap untuk mempertahankan Semangatmu dalam memperjuangkan Tak bisa dihiraukan Kau sangat teguh wahai ibu Akan semua perjuanganmu Hingga kapan pun itu Kami tak akan melupakanmu Sungguh perjuangan sang dewi Membuat tersayat hati Mengangkat semua derajat kami Kaum kami yang saat itu selalu tersakiti Sekali, lagi terimakasih perjuangan sang dewi Cut Nyak Dien Kata siapa kaum wanita lemah Lihat saja ia yang tak pernah lelah Akan semua yang ia perjuangan Demi sebuah kemerdekaan Semangat juang yang berapi-api Tak kalah dengan tenaga laki-laki Fikirannya yang selalu tertata rapi Membuat semua orang menghormati kau lah wanita hebat dengan jiwa dan raga yang kuat dan kini kau telah tiada kau meninggalkan duka untuk Indonesia kami yakin kau tenang di sana jasa dan pengorbananmu tak akan kami lupa atas semua yang kau berikan demi suatu kemerdekaan Puisi Pahlawan Tentang Perjuangan Pahlawan memang tidak terlepas dari sebuah perjuangan yang gigih. Perjuangan yang tidak pernah meminta sebuah imbalan hanya demi suatu kemerdekaan. Di bawah ini adalah contoh puisi pahlawan tentang perjuangannya yang sangat berjasa untuk kita semua. Baca Juga Puisi Perpisahan Kau Tak Pernah Menyerah Luasnya sebuah laut kau sebrangi Tinggi nya sebuah gunung kau daki Hanya untuk senyum sang ibu pertiwi Suara tembak selalu saja tak menjadi suatu penghalang Kau tetap semangat demi negara yang gemilang Kau tak pernah menyerah Duhai pahlawan yang tak pernah lelah Kau tak ingin ibu pertiwi susah Sehingga segenap jiwa juang mu tak pernah gundah Tak jarang kau merasakan luka Namun itu tak pernah kau rasa Semua agar Indonesia merdeka Kau lah segenap jiwa raga negara yang selalu berkibar demi Indonesia tak pernah lelah dalam meraih cita dan kini indonesia telah Berjaya Suatu Pengorbanan Dengan kucuran deras keringat Dengan tubuhmu yang terikat Kau selalu bertekat dengan kuat Demi sebuah cita dari perjuangan Yaitu suatu kemerdekaan Cabikan mereka yang jahat dan tak bermoral Namun kau tak pernah mempedulikan Bagimu ini adalah sebuah pengorbanan Hingga darah menumpahi sekujur tubuhmu Kau tetap memperjuangkan negara itu Negara indah yang melahirkanmu Yang kau bela hingga akhir waktu Pahlawan pengorbanan mu sungguh mulia Semua akan dikenang oleh negara Kau lah yang mewujudkan bahagia Hingga ibu pertiwi bangga Perjuanganmu tak akan dimakan oleh masa Karena kau selalu terkenang dalam jiwa Kau lah pahlawan kemerdekaan Dengan semua pengorbanan Hingga Pupus Sebuah Nyawa Perjuangan sang pahlawan bangsa Yang kita kenang dalam puisi Indonesia Jasanya yang tiada tara Membuat bangsa selalu bangga Merdeka…. Satu kata yang mengundang beribu makna Mereka wujudkan dengan sebuah taruhan nyawa Dan hebatnya mereka tak pernah jera Melawan mereka yang kejam, licik, serta gemar berdusta Hingga pupus sebuah nyawa Merdeka… Mereka katakan ketika ingin melawan Meski mereka tahu akan mendapat tembakan Namun gigihnya, pahlawan selalu melawan Hingga pupus sebuah nyawa Dan kini bangsa telah tertawa Dengan negara yang merdeka Indonesia telah bergembira Atas perjuanganmu yang tiada tara Meski pahlawan bangsa telah tiada Kami akan selalu mengirimkan do’a Kau lah harta negara yang paling berharga Kau lah yang ikhlas kehilangan nyawa Dan akan kami kenang untuk selamanya Puisi Tentang Tokoh-Tokoh Pahlawan Indonesia memiliki banyak tokoh pahlawan yang sangat gigih dalam perjuangannya. Terdapat banyak pahlawan yang berasal dari belahan daerah di Indonesia. Nah, jadi tak heran jika banyak penulis puisi menggunakan nama-nama tokoh pahlawan sebagai judul sebuah puisi. Di bawah ini adalah beberapa contoh puisi dengan tema nama tokoh-tokoh pahlawan di antaranya Tuanku Imam Bonjol Kau lah laksana intan permata Dengan segenap jiwa dan raga Kau rela hilang, demi kebahagiaan apa yang kau bela Kau lah pahlawan bangsa Yang berperang meskipun nyawa sebagai taruhannya Kau lah yang berniat memusnahkan mereka Mereka yang keji, yaitu penjajah belanda Kobaran semangat selalu kau tuangkan Akan semua hal yang ingin kau perjuangan Jiwa mu hebat dalam perang padri Akan selalu dikenang di sanubari kau tak pernah lelah ketika dikepung kau selalu membara dalam berjuang hingga daerahmu bangga memiliki tokoh sepertimu tak hanya itu, bahkan negara selalu mengenangmu Soekarno Dengan semua kecerdasan Dengan semua pengorbanan Kau berani taruhkan Demi sebuah kehormatan dan kemerdekaan Kau siap untuk melawan Hingga kau menjadi sebuah incaran Oleh mereka yang gemar merenggut sebuah ketenangan Fikiran jernih yang selalu kau sampaikan Dalam sebuah perjanjian Membuat penjajah sering merasa kewalahan Dan hebatnya, akal mu tak pernah kehabisan Kau lah laksana ibu pertiwi Kau lah menuntun tercapainya sebuah janji Janji kemerdekaan untuk negeri Kau lah bapak proklamasi Serta pemimpin pertama negara ini Hingga kini kau mati Semua masih terkenang dalam memori Semua jasamu masih tersimpan di dalam hati Wahai bapak proklamasi, Ir. Soekarno Kobaran Semangat Juang Bung Tomo Teriakanmu yang lantang dalam berkorban Kegigihanmu yang tiada tara dalam perjuangan Demi keindahan akan sebuah kemerdekaan Kau tak pantang menyerah ketika melawan Yang bertujuan untuk membela suatu kebenaran Kau lah yang berani mengambil sebuah keputusan Duhai Bung….. Kobaran semangat yang tak pernah hilang oleh waktu Selalu tergambar dalam jiwa dan kalbu Kau lah yang berani dalam melawan Demi sebuah ketenangan Kau lah pahlawan besar bangsa Yang sangat berjasa untuk negara Kau lah pembela bangsa Puisi Pahlawan Tentang Ungkapan Terimakasih Sebagai warga negara yang baik, kita harus selalu mengenal jasa para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangannya. Rasa berterimakasih ini lah yang terkadang di jadikan sebuah tema dalam membuat puisi. Berikut ini adalah contoh puisi tentang rasa terimakasih atas jasa para pahlawan di antaranya Terimakasih Pahlawan ku Tak mungkin aku bisa tersenyum selepas ini Dengan apa yang dulu pernah terjadi Negara yang ku tempati kini Pernah merasakan hebatnya sakit hati Dijajah oleh mereka yang tak punya hati nurani Siapa lagi yang membuat semua ini kembali? Jika tidak para pahlawan ibu pertiwi Dengan segala rasa juang yang dimiliki Membuat negara ini bangkit kembali Terimakasih pahlawan ku Jasamu akan ku kenang selalu Selalu tersimpan dalam relung kalbu Dan tak akan ku lupa hingga akhir masa ku Karena semua ini adalah atas perjuangan mu Yang tak pernah lelah dalam melawan Melawan demi suatu kemerdekaan Terimakasih pahlawan ku Kau lah sosok hebat untuk bangsa Yang tak akan pernah dilupa Terimakasih atas semua jasa Kau lah anugerah untuk Indonesia Ternyata banyak sekali puisi pahlawan yang menggambarkan akan perjuangannya. Dengan menyimak puisi di atas, pasti membuat anda semakin menghargai jasa pahlawan yang berjuang demi kita semua. Itulah kumpulan puisi pahlawan yang dapat anda baca di ulasan kali ini, semoga menjadi sebuah referensi untuk anda yang saat ini tengah mencarinya. Contoh puisi tentang pahlawan sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan yang telah dilakukan. Sekali lagi, seorang pahlawan tidak hanya yang turun di medan perang melainkan yang rela berkorban demi kesejahteraan. Teruntuk pahlawan nasional, tidurlah dalam keabadian dengan damai. Puisi PahlawanAyo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengan bicaramu dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api aku sekarang laut. Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Berikut ini tiga contoh puisi tentang Hari Lahir Pancasila yang bisa Anda gunakan atau bacakan pada 1 Juni mendatang. - Hari Lahir Pancasila adalah peringatan sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato yang mengandung lima sila sebagai dasar negara Indonesia. Salah satu cara untuk memperingati peristiwa tersebut adalah dengan membacakan puisi tentang Hari Lahir Pancasila. Apakah Anda juga ditugaskan untuk membuat dan membacakan puisi dengan tema tersebut? Jika, ya, maka Anda patut menyimak tiga contoh puisi tentang Hari Lahir Pancasila berikut ini. Puisi pertama Pancasila, Dasar Negara Pancasila, dasar negaraLahir dari perjuangan bangsaMelawan penjajah yang rakusMembela tanah air yang kaya Pancasila, dasar negaraDitetapkan pada tanggal satuBulan Juni tahun empat limaOleh Bung Karno yang berwibawa Pancasila, dasar negaraMengandung lima sila utamaKetuhanan, kemanusiaanPersatuan, kerakyatan, keadilan Baca Juga Tinggal Baca! Ini Teks Doa Hari Lahir Pancasila untuk 1 Juni 2023 PROMOTED CONTENT Video Pilihan PuisiBung Karno Lengkap | Pendidikan. Puisi Bung Karno: Aku Melihat Indonesia Karya Presiden Soekarno. Bung Karno - Rumah Puisi Beni Guntarman. PUISI!!! Bung Karno Bangkit dari Kubur. Yang Membuat Menangis - YouTube. Puisi Bung Karno: Aku Melihat Indonesia. Seniman Nusantara Angkat Tema Puisi Bung Karno di LCLCI 2020. Sajak Cinta Fatma pada Soekarno Puisi untuk Bung karno Sang Proklamator. Puisi yang diupdate untuk kali ini adalah puisi tentang Soekarni. Sebagiman diketahui. Ir Soekarno dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia dan juga sebagai Pahlawan Proklamasi, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta. Saat ia lahir dinamakan Koesno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS Hoogere Burger School. Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi IT. Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926. Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI Partai Nasional lndonesia pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Sumber internet Kumpulan Puisi Untuk Soekarno Sang Proklamator Puisi tentang Soekarno ini menceritakan tentang soekarno atau puisi tentang Soekarno yang bisa juga dijadikan referensi untuk menulis puisi cinta soekarno. Bagaimana cerita puisi tentang soerkarno tersebut untuk lebih jelasnya disimak saja puisi-puisi untuk soekarno berikut ini. Puisi Bung karnoOleh Kakcik Coconutz Blezz Tiada pemimpin yang berwibawa. Tiada penguasa yang bijaksana. Segala hal yg penuh makna. Sudah tertanam di jiwa soekarno presiden kita. Bung karno bapak proklamasi. Pemuda tegas berjiwa api. Teriakan dan gerakannya selalu ditakuti. Ditakuti musuhnya dari pelosok negeri. Sederhana,mustahil baginya mewah. Penjara sdh bagaikan tempat melepas pedih. Tetapi jiwaraganya bersamayam beribu arwah. Arwah dari penguasa bijaksana dahulu kalah. Beliau membangun bangsanya. Penerusnya memporak-porandakannya. Beliau berhati suci. Penerusnya berhati dengki. Auman harimau sumatra. Burung cendrawasih menari di langit irian jaya. Pulau-pulau menampung lestarinya. Tetapi kita sebagai cecunguk merusaknya. Soekarno ohh bung karno. Apakah kami sdh diambang musnah. Apakah kami merusak kepercayanmu sudah. Tanah airmu di ubah penerusmu menjadi tong sampah. PUISI SANG PROKLAMATORKarya Bagus Satriyo Taper Lovererna Dalam perjuanganmu kami merdeka Darah tertumpah ruah Nyawa melayang sudah Sungguh perjuangan tiada terkira Kau junjung martabat bangsa Dari rangkul penjajah yang menggila Kau paksa dunia mengakui Kedaulatan atas negeri ini Dengan gagah engkau berdiri Dengan nasionalisme yang begitu tinggi Engkau bacakan proklamasi Sebagai tonggak kemerdekaan negeri Lantang suara memecah sunyi Sang proklamator berteriak penuh berani Penjajah gentar terbirit lari Berkibar sang pusaka merah putih Soekarno, namamu terukir mewah Jasamu terpajang begitu megah Sebagai pahlawan besar bangsa Panutan kami para generasi muda Puisi Soekarno Dan Air MataKarya Roval Alanov Lembah yang merayu Gunung menjulang tinggi Adalah harapan muliamu Soekarno Sang Proklamator Merdeka! Himne kemenangan negeri Dari segala penjajahan di muka pertiwi Kita, aku dan mereka Bernafas alam kemerdekaan Namamu harus dalam jiwa kami Patriot sejati Putra pertiwi Kami generasimu Hanya ingin melanjuti Jiwa patriotmu Sepenuh hati Soekarno kaulah pamuda itu Pendobrak pintu kemerdekaan Bumi pertiwi ini Hidup Soekarno Merdeka Sekali lagi Hidup Soekarno Setelah puisi untuk Soekarno Sang proklamator selanjutnya adalah puisi karya Ir Soekarno atau puisi Bung karno dengan judul puisi aku melihat Indonesia. Puisi Aku Melihat IndonesiaKarya Ir Soekarno Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep Aku mendengar Lautan Hindia bergelora membanting di pantai Ngliyep itu Aku mendengar lagu, sajak Indonesia Jikalau aku melihat sawah-sawah yang menguning-menghijau Aku tidak melihat lagi batang-batang padi yang menguning menghijau Aku melihat Indonesia Jikalau aku melihat gunung-gunung Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebet dan gunung-gunung yang lain Aku melihat Indonesia Jikalau aku mendengarkan Lagu-lagu yang merdu dari Batak bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan Aku mendengarkan Indonesia Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan Aku mendengar Indonesia Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio Aku mendengar Indonesia Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut Aku mendengarkan Indonesia Jikalau aku menghirup udara ini Aku tidak lagi menghirup udara Aku menghirup Indonesia Jikalau aku melihat wajah anak-anak di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar “Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!” Aku bukan lagi melihat mata manusia Aku melihat Indonesia Demikianlah puisi untuk Soekarno Sang Proklamator. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi cinta soekarno selanjutnya tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.Jikalauaku melihat wajah anak-anak. di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar. "Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!". Aku bukan lagi melihat mata manusia. Aku melihat Indonesia. (dari buku "Bung Karno dan Pemuda", hlm. 68-107) Tags: soekarno puisi indonesia.